PUISI I
HAMPA
Sepi di
luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku popohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepaskan-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Lurus kaku popohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepaskan-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Makna puisi Hampa karya Chairil Anwar. Dalam
karya puisinya yang berjudul “Hampa”, penyair Chairil Anwar menggambarkan
dan/atau melukiskan perasaan kesepiannya yang ditimbulkan dalam bentuk imaji
perasaan (cita rasa).
Hal tersebut dapat dilihat pada bait terakhir puisi Hampa “ini
sepi terus ada. Dan menanti”.
PUISI II
DOA
Kepada pemeluk
teguh
Tuhanku,
Dalam
termangun
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Menyebut Kau penuh seluruh
CahayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin
Di
kelam sunyi
Tuhanku,
Aku
hilang bentuk
Remuk
Tuhanku,
Aku
mengembara di negeri asing
Tuhanku,
DipintuMu
aku mengetuk
Aku
tidak bisa berpaling
(Chairil
Anwar: Deru Campur Debu)
Makna
puisi “Doa” karya Chairil Anwar mengungkapkan teman tentang ketuhanan.
Makna
dari puisi ini adalah bahwa kita harus selalu ingat kepada Allah swt setiap
detik setiap saat, melepaskan segaa beban dan perasaan sepi, galau, sedih,
gelisah, khawatir dengan selalu berdoa kepadaNya. Kita harus yakin dan sadari
bahwa kita selalu dalam kasih sayangNya (CahayaMu). Karena Allah pun meminta
kita untuk menyerahkan segala urusan hanya kepadaNya, Allah tidak akan
meganiaya hambaNya dan dibalik segala kesulitan pasti ada kemudahan. Jika kita
selalu berdoa memohon kepadaNya.
PUISI III
CINTA
Di antar gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tidak berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada
juga kelepak elang
menyinggung meram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak
bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap 1946 “
tiang serta temali. Kapal, perahu tidak berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada
juga kelepak elang
menyinggung meram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak
bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba diujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa
terdekap 1946 “
Makna puisi “ Cinta ”
karya Chairil Anwar.
walaupun puisi karya chairil anwar tentang cinta ini terdiri hanya beberapa bait saja, namun makna yag terkandung dalam bait puisi ini sangat mendalam, yaitu bhwa cinta sejati adalah cinta yang dibalut dengan kesetiaan, dan jodoh adalah sebuah takdir tuhan yang tidak ada satu orang pun mengetahuinya. Selain itu juga mengajarkan kita untuk selalu mencari cinta sejati tanpa mengenal lelah. Dan cinta sejati baru akan ada ketika usaha kita yang disertai dengan doa yang tulus dan ikhlas.
walaupun puisi karya chairil anwar tentang cinta ini terdiri hanya beberapa bait saja, namun makna yag terkandung dalam bait puisi ini sangat mendalam, yaitu bhwa cinta sejati adalah cinta yang dibalut dengan kesetiaan, dan jodoh adalah sebuah takdir tuhan yang tidak ada satu orang pun mengetahuinya. Selain itu juga mengajarkan kita untuk selalu mencari cinta sejati tanpa mengenal lelah. Dan cinta sejati baru akan ada ketika usaha kita yang disertai dengan doa yang tulus dan ikhlas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar